WELCOME TO MY BLOG ! PLEASE SHARE YOUR COMMENT IN SHOUTBOX ! THANKS FOR COMING !

IDE DASAR SKENARIO UTS_DRAFT-02

Kamis, 18 November 2010 by Unknown
AKU DAN GITAR KECILKU
IDE POKOK :
Pengamen Kecil yang ingin melanjutkan sekolahnya
TEMA :
Kisah Adi seorang pengamen cilik yang terus berusaha mengumpulkan uang untuk melanjutkan sekolahnya yang putus ditengah jalan.

PENGUNGKAPAN KARAKTER:
ADI : Seorang anak kecil yang berusia kira – kira 12 tahun, kulit sawo matang, gak terlalu besar, rambut lurus, bergaya seperti anak jalanan laiinya, tidak nakal seperti anak jalanan lainnya, sabar, patuh terhadap orang tuanya, pintar main gitar, tidak mudah menyerah dalam sesuatu hal.

IBU WATI : Wanita berusia 35 tahun, rambut panjang sering diikat, kalau ngomong kadang bahasa jawa, dia adalah Ibu Kandung Adi, seorang janda, sering sakit – sakitan, tapi rajin bekerja untuk mencari kebutuhan sehari – hari, baik hati, dekat dengan Adi, dan mendukung Anaknya dengan sepenuh hati.

IBU SARI : 45 Tahun, berjilbab, gak terlalu tinggi , berkacamata, asli sunda, bekerja sebagai guru SD, dikenal dekat dengan anak walinya, menyayangi murid – muridnya, mendukung Adi untuk bersekolah kembali.

COUNG : 13 tahun, kecil, rambut gondrong, pirang merah, punklovers sejati, lincah, baik, peduli sama teman, suka ngelawak,

BONE : 12 tahun, tinggi hitam coklat, agak kurus, nakal, tapi baik dan care sama teman – temannya hidup berpetualangan di jalan dengan kakaknya.

PREMAN PUNK: 23 tahun, tinggi, hitam, rambut gondrong ala anak punk, perokok dan peminum keras, rada miring, jago berkelahi, suka nyolong barang orang, gak punya pekerjaan, sering jadi buronan satpol pp.

PENGAMEN PUNK : 20 tahun, tinggi besar, agak putih, rambut japanise style, garang, suka malakin orang, ngamen dimana aja, jago nyanyi dan main musik.

SUTI : 33 tahu, tetangga Adi, kecil, putih, sexi, janda muda, disukai banyak cowok, paranakan jawa Madura, baik hati, bergaul dengan siapa aja.

NENI : 29 tahun, teman kerja Ibu Wati, tinggi agak gemuk, paranakan batak, rambut pendek, sering pakai topi, dekat dengan Ibu Wati, pekerja keras.


BASIC STORY :
Dikisahkan Seorang anak yang hanya tinggal bersama ibunya, tiap harinya mengamen untuk kehidupan sehari – hari. Dia mempunyai ibu yang bekerja sebagai pembersih gerbong kereta api, tetapi ibunya kadang hanya bisa tinggal di rumah karena ia sering sakit – sakitan. Adi yang sering mengamen di dekat lampu merah bersama teman – temannya ini, hanya bisa bersekolah sampai kelas 4 SD. Pada suatu hari ketika Adi mengamen di lampu merah, ia bertemu dengan ibu gurunya, namanya Ibu Sari. Kebetulan Adi orangnya lumayan dekat dengan bekas wali kelasnya itu. Ibu sari pun mendekati Adi dan bertanya kenapa ia berhenti sekolah, setelah mengobrol sebentar bersama Ibu Gurunya, Adi jadi berpikir untuk bersekolah kembali. Akhirnya ia mau berusaha keras mencari uang untuk tambahan biaya sekolahnya. Namun ditengah perjuangan Adi untuk mencari uang terganggu, karena gitar kesayangannya hilang. Tapi ia pantang menyerah, demi kesembuhan ibunya dan sekolahnya.


SINOPSIS :
Berawal dari sebuah rumah kecil yang didalamnya tinggal seorang wanita janda dan anaknya, anaknya bernama Adi berusia sekitar 12 tahun sedangkan Ibunya bernama Ibu Sari berusia sekitar 35 tahun. Tiap harinya Adi hanya bisa mengamen dipinggir jalan bersama teman – temanya sesama anak jalanan juga, Adi mengamen dengan menggunakan gitar kecil yang ia dapat dari tetangganya, dia adalah seorang yang pantang menyerah, tidak kenal panas maupun lelah. Tiap harinya Adi mengamen hingga sore hari. Ia tidak bersekolah karena ibunya tidak dapat membiayai lagi sekolah Adi, sehingga terpaksa Adi putus sekolah hinggaa kelas 4 SD. Sebenarnya ia berharap bisa sekolah lagi layaknya anak – anak seusianya. Tapi mau bagaimnana lagi, ibunya yang hanya bekerja sebagai permbersih gerbong kereta api sering sakit – sakitan, sehingga tidak bisa bekerja seharian, dan juga Adi tidak tega kalau melihat ibunya bekerja sambil sakit – sakitan. Sedangkan biaya dari hasil membersihkan gerbong kereta api hanya bisa mencukupi untuk kebutuhan mereka sehari – hari.
Pada suatu hari ketika ia mengamen dipingir jalan, ia bertemu dengan seorang wanita yang tidak asing lagi dimata Adi, ternyata wanita itu adalah Ibu Sari bekas wali kelasnya Adi waktu di sekolah dulu, tidak lama kemudian Ibu Sari menghampiri Adi, yang sepertinya ia kenal dengan pengamen cilik itu sendiri, Ibu Sari pun bertanya kepada Adi, untuk memastikan bahwa itu benar Adi. Dan akhirnya Ibu Sari mengajak Adi mengobrol sebentar di depan warung kopi. Ibu Sari pun menanyakan banyak hal kepada Adi, salah satunya kenapa ia putus sekolah, Ibu sari pun cukup terharu mendengar kisah kehidupan Adi bersama Ibunya. Akhirnya setelah mengobrol beberapa lama dengan Adi, Ibu Sari pun pergi meninggalkan Adi dengan harapan suatu saat nanti ia kembali bersekolah, dan Ibu sari pun mendukung sepenuh hati pekerjaan yang dilakukan Adi, walaupun ia bepikir kalau menjadi anak jalanan itu sebenarnya sangat berbahaya bagi diri Adi sendiri, karena memang dikehidupan jalanan itu sangatlah keras. setelah mendapat masukan dari Ibu gurunya Adi pun jadi giat bekerja keras, mengamen tiap hari di jalanan demi bisa bersekolah lagi, dan ia juga berharap suatu saat nanti Ibunya akan sehat kembali.
Suatu hari gitar kesayangannya hilang dicuri oleh preman jalanan, ia berusaha keras untuk mencari gitarnya, hingga akhirnya ia melihat seorang pengamen anak punk yang menggunakan mirip dengan gitarnya, ternyata adi tidak bisa memastikan, apakah itu enar gitarnya yang hilang, ia pun berhenti mencari gitarnya, tapi itu tidak menyurutkan keinginan adi untuk mencari uang. Ia berusaha keras mengamen dengan alat seadanya. Hingga suatu hari Ibunya membelikannya gitar, tapi Ibunya tidak bisa melihat adi mengamen lagi dengan gitar barunya itu, karena Ibunya telah pergi meniggalkan Adi untuk selamanya.

--selesai--

yusriakira2010

Read More..
Posted in | 0 Comments »

SKENARIO UTS FULL_DRAFT-03_(FINAL)

by Unknown
AKU DAN GITAR KECILKU
HARI A (SCENE 1 - 12)
SCENE 1 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – PAGI
Di dalam gang yang amat sempit, yang dipenuhi dengan rumah – rumah kumuh, Adi berlari tampak bahagia dengan membawa sebuah gitar kecil, sambil saling menyapa dengan warga sekitar.


ADI (Menyanyi sendiri dengan gitarnya)
Waktu terus berjalan, tiada yang di sisimu, Ingin keluar tuk dapatkan pemikiran baru .. ou,,ou,,ou, ku benci semua yang tak pasti…


Adi pun langsung berlari dengan sangat riang.


CUT TO:
SCENE 2: EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – PAGI
Setelah keluar dari rumah, Ibu wati segera bergegas jalan menuju tempat kerjanya, sambil batuk – batuk ia pun sempat ngobrol dengan tetangganya sebentar, untuk memberitahukan ke Adi bahwa Ibunya mau bekerja.


IBU WATI
Ibu,, tolong ya, bilangin ke Adi, kalau saya berangkat kerja.. ou yah,, nitip kunci ya,,


TETANGGA 1 (SUTI)
Oohh,,, iya Bu, pasti saya bilangin, hati – hati ya,,


CUT TO: black video, Suasana Ibu Kota di pagi hari, yang sangat ramai.


SCENE 3: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN – PAGI
Dipinggir jalan sambil menukmati ramainya Ibu Kota, Adi dan teman – temannya duduk – duduk sebentar, sambil memakan sebungkus roti.


SCENE 4: EXT – JALAN RAYA DIBAWAH LAMPU MERAH – PAGI
Setelah lampu merah mulai menyala Adi dan kawan – kawannya langsung naik keatas metro mini, Untuk mengamen.


CUT TO :
SCENE 5: EXT – JALAN RAYA DIBAWAH LAMPU MERAH – PAGI
Setelah turun dari metro mini, Adi berinisiatif untuk membagikan hasil ngamennya.


ADI
Coung, gimana kalau kita bagi dulu ni duit, biar gak repot nantinya. Gimana??


COUNG
Wah,, usul yang bagus tuh,, ya udah bagi sekarang..!!


ADI
Tapi jangan disini bro,, cari tempat aman, biar gak digangguin ma anak- anak berandalan.. sono aja yuk, bawah pohon,,!!


COUNG
Dimana di,,??


ADI (menunjuk lokasi)
No,,no. tempat biasa ung,,,,!!


CUT TO: Suasana stasiun kosong.
SCENE 6: EXT – PINGGIR REL KERETA API – PAGI
Ibu wati dan temannya yang lain sedang berjalan menuju gerbong yang ingin dibersihkan.


NENI
Bu,, gimana keadaannya? Sudah baikan??


IBU WATI
Ya, masih kayak kemarin, batuk mulu.. ini aja seharusnya saya tidak bekerja. Mau gimana lagi buat kebutuhan sehari – hari.


NENI
Wah,, gak usah di paksain kalau gak kuat. Ntar malah parah lagi.!!


IBU WATI
Iya smoga aja hari ini tidak terjadi apa – apa.


NENI
Amin..
Mereka pun langsung duduk di bantalan rel kereta api, sambil menunggu yang lain dan sarapan sebentar.


CUT TO:
SCENE 7: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Sambil minum segelas air, Adi duduk – duduk dibawah teriknya matahari. dan si Bone datang menghampiri untuk memintanya mengajarkan main gitar.


BONE
Woi Di,, ajarin gw lagu yang kemaren dong,, soalnya gw ada job nih,, buat main di Bis nanti,,haha


ADI (Sambil tertawa)
Haha.. mantap tuh,, mang lagu yang mana?? Gw aja lupa..


BONE
Tu,, lagunya Netral yang permainan hati.. tau kan??


ADI
Oohh,, itu,,, ya udah, kita belajar disana aja,, panas ni..

Adi pun langsung jalan ke bawah pohon, tempat mereka sering ngumpul.


CUT TO:
SCENE 8: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Setelah beristirahat dan bermain di bawah pohon, mereka langsung bergegas menuju mobil – mobil dijalan untuk mengamen.


CUT TO: Suasana gerbong kereta api yang di bersihkan oleh, Ibu Wati dan pekerja lain.
SCENE 9: EXT – PINGGIR REL KERETA API – SIANG
Sambil membereskan peralatan kerjanya, Semua pekerja bergegas menuju warung dekat rel kereta api. Kecuali Ibu Wati yang sedang istirahat untuk memulihkan tenaganya.


IBU WATI (VO)
Huft.. smoga saja hari ini saya kuat bekerja full,,
Kemudian NENI datang menghampiri


NENI
Bu,, kok gak makan?? Ni kebetulan masih ada roti,, ambil aja.!!


IBU WATI
Ya,, maunya si makan, tapi mau gimana.. duit aja gak punya.. bener ni?? Ya udah,,, maksih ya..

(Neni Hanya tersenyum )


CUT TO:
SCENE 10: EXT – DEPAN RUMAH ADI – SORE
Setelah mengetok pintu dari tadi, Adi heran kenapa rumahnya masih kosong. Tiba – tiba tetangganya SUTI datang.


Tok,tok,tok..SUARA KETUKAN PINTU BERUALANG - ULANG
ADI (dengan sedikit kesal)
Bu..Bu.. buka dong..!!


Tiba - tiba SUTI datang


SUTI
Ibumu lagi kerja kan di,,


ADI (Sedikit kaget)
Hah?? Kerja?? Masa jam segini blom pulang,,


SUTI
o ya,, ni ada kunci yang dititip ibumu tadi..


ADI (Dengan tersenyum)
Oh,, maksih ya..

CUT TO:
SCENE 11 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – SORE
Dengan pakaian yang sudah mulai kotor dan agak basah, Ibu Adi dan temannya sesame pekerja berjalan menuju rumahnya.


SCENE 12: EXT – DEPAN RUMAH ADI – SORE
IBU WATI (Kaget dan heran melihat adi)
Di,, ngapain kamu di situ?? Gak masuk??


ADI
Ibu tuh.. yang ngapai?? Jam segini baru pulang.. kan masih sakit..


IBU WATI
Yah.. mau gimana lagi nak. Daripada ibu gak kerja,, ntar kita makan pake apa??


ADI
Ya sih,, tapi ibu gak papa kan??


IBU WATI
Iya.. gak papa kok.. ya udah,, ayo masuk,,

Adi pun dan Ibunya langsung masuk kedalam rumah yang gelap dan kecil.


CUT TO: Suasana Jalan Ibu Kota yang Panas dan macet

 HARI B (SCENE 13 - 18)
SCENE 13: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN – SIANG
Adi sedang mengamen di dekat mobil bersama anak – anak lainnya. Saat ia mengamen, tiba – tiba dating seorang wanita paru baya yang menghampirinya. Wanita itu adalah Ibu Sari, Ibu Gurunya waktu sekolah dulu.


IBU SARI (sambil berteriak)
Adi,,adi..


ADI (kaget dan bertanya sendiri) (VO)
Hah,, sapa tuh?? Kayak kenal..


IBU SARI
Kamu adi kan?? Yang sekolah di SD Pertiwi 3 itu..

ADI
Iya?? Ibu Sari ya?? Bu,, apa kabar??


IBU SARI
Alhamdulillah.. baik.. ngapain kamu disini? Ngamen ya?? Sini deh, ikut ibu sebentar..!!


ADI
Iya bu.. mau kmna??


Mereka pun pergi ke dkat warung untuk berbicara sebentar.


SCENE 14: EXT – SAMPING WARUNG – SIANG
Disampin warung kopi, mereka duduk sebentar dan mengobrol tentang keadaan Adi.


IBU SARI
Kamu kemana aja di?? Kok gak sekolah??


ADI (sambil mengelap – lap gitarnya)
Yaa,, disini aja bu,, dijalan, biasalah ngamen.. gimana mau sekolah, uang buat makan aja susah..


IBU SARI
Oohh.. emang ibu kamu gak kerja ya?? Sampai harus berhenti sekolah??




ADI
Kerja si bu,, tapi dia sedang sakit – sakitan,, uang hasil kerja aja, hanya cukup, buat makan satu hari. Jadi terpaksa saya ngamen gini, buat bantu ibu beli obat.


IBU SARI
Sabar ya di.. ibu berharap kamu baik – baik saja di jalan yang keras ini, semoga kamu dan ibumu mampu bertahan dengan keadaan seperti ini. Kalau ada kesempatan buat sekolah, jangan disia – siakan ya di,, ibu harap kamu bisa bersekolah lagi..


ADI
Iya bu,, makasih atas sarannya,, amin,,


IBU SARI (berdiri dari kursi)
ya udah,, ibu pergi dulu ya di,, jaga dirimu ya..


SCENE 15: EXT – BAWAH POHON DEKAT WARUNG – SIANG
Sambil tidur – tiduran di atas kardus bekas yang ia buat sendiri, Adi merenungkan tentang pa yang dibicarakan dengan Ibu Sari tadi.


ADI (VO)
Sekolah,, mungkin gak ya, gw bisa sekolah lagi?? Tapi gw kasian meliahat keadaan ibu yang sekarang ini,, apa lagi ia masih sakit sakitan,, gimana mau bayar sekolah,, uang buat beli obat aja susah,, tapi, gw akan coba buat nyari duit untuk beli obat ibu dan tambahan buat sekolah nanti.. siip.. moga – moga aja,, amiinn,,


CUT TO:
SCENE 16: INT – RUMAH ADI – SIANG
Di dalam rumah tampak Ibu Adi hanya duduk saja, ia saat itu sedang batuk keras, dan entah mengapa penyakitnya makin parah.
UHUK,UHUK.. SUARA BATUK IBU WATI
Disamping Ibu Wati cuman segelas air putih.


CUT TO:
SCENE 17 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – SORE
Di gang yang sempit dan padat itu, Adi sedang berlari menuju rumahnya, dengan sekantong plastik obat di tangannya.


ADI (VO)
Smoga aj ibu ada dirumah,, gak sabar nih pengen melihat ibu sehat.


SCENE 18: INT – RUMAH ADI – SORE
Adi masuk dan langsung memberikan obat yang baru dibelinya tadi.



ADI (muka ceria)
Bu.. ni adi, bawain obat batuk buat ibu,, kbetulan tadi uang hasil ngamen lumayan..


IBU WATI (sambil membuka kantong plastik)
Astaga,, adi,, maksih yah, trus kamu sudah makan kan?? Jangan gara – gara obat ini kamu belum makan,,


Adi
Iya bu sudah,, ya udah bu, diminum skarang!! oia bu, tadi siang saya ketemu dengan IBU SARI.. dia menanyakan keadaan kita bu.. katanya, kalau ada kesempatan buat sekolah jangan disia – siain.. gitu bu katanya.. adi jadi pengen skolah ni bu?? tapi, gak usah deh, uangnya buat obat ibu saja, dan makan kita sehari – hari.


IBU WATI (bangun dari tidurnya)
Ooh,, bagus deh kalau kamu pengen sekolah,, tapi sabar aja ya,, nanti kalau ibu dah sembuh,, pasti kamu bisa skolah lagi,, jangan gitu nak,, kamu harus berjuang,, ok..


ADI
Ia bu,, adi akan berusaha biar adi bisa sekolah lagi dan melihat ibu sehat.


Adi lalu bangun dari duduknya dan segera ke belakang.


CUT TO: black video, suasana jalanan yang ramai dan panas


 HARI B (SCENE 19 - 23)
SCENE 19: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN – SIANG
Hari – hari berikutnya adi tampak bersemangat menjalani kegiatannya. POV adi mengamen dari satu mobil kemobil lain.


CUT TO:
SCENE 20: EXT – BAWAH POHON DEKAT WARUNG – SIANG
Adi sedang tidur dibawah pohon sendirian, disampingnya hanya ada gitar kecilnya yang setia menemani. Tiba – tiba preman yang berdandanan ala pung lewat,


PREMAN PUNK(sambil mengisap rokok)
Wah,, ada gitar tuh.. lumayan buat minum ntar malam.. bantai ah..


Dengan gerak – gerik yang sangat hati – hati, preman itu menghampiri adi dan langsung mebawa kabur gitar milik adi.


CUT TO: BLACK VIDEO
SCENE 21: EXT – BAWAH POHON DEKAT WARUNG – SIANG
Adi terbangun dari tidurnya


ADI (dengan wajah bingung dan kaget)
Hah?? Gitar gw mana ya?? Prasaan tadi disini.. wah,, moga – moga aja dimaini anak – anak..


Ia pun langsung berlari menuju temannya dan menanyakan soal gitarnya.


SCENE 22: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Adi berjalan kearah coung


ADI
Ung,, liat gitar gw gak?? Masa gak ada waktu gw bangun..


COUNG (heran)
Hah? Gitar?? Kan tadi ada.. masa bisa ilang? Emang lu tidur dimana??
ADI
Ia sih ada,, tapi skarang ilang,, gw tidur di tempat biasa ung.. di bawah pohon ono no,,!!


Adi menunjuk kearah pohon tempat ia tidur tadi


COUNG
Wah,, kok bisa ya?? Ya udah gw ke anak –anak dulu ya,, Tanya – Tanya..


Coung kemudian menyebrang ketempat anak – anak lainnya


ADI (berteriak)
Ung..!! gw kesono ya,, nanya – nanya juga..


Adi pun berkeliling menanyakan ke teman – temannya satu persatu


CUT TO: BLACK VIDEO
SCENE 23: INT – RUMAH ADI – MALAM
Malam harinya dirumah, adi hanya bisa merenungkan gitarnya yang hilang.


IBU WATI
Sabar nak,, mungkin ini cobaan buat kita, kamu jangan putus asa dong.. toh, masi bisa ngamen kan dengan alat seadanya..


ADI (sambil tidur - tiduran)
Cobaan?? Ini sudah cobaan keberapa kali bu?? Huf,, adi nyesal bu gak bisa ngejagain gitar itu dengan baik,,


CUT TO:
 HARI C (SCENE 24 - 29)
SCENE 24 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – PAGI
Pagi – pagi sekali, adi berangkat ketempat biasa dengan berjalan sendiri tanpa gitar kecilnya.


SCENE 25: EXT – BAWAH POHON DEKAT WARUNG – SIANG
Tampak adi sedang mencari gitarnya, dengan suasan yang masih sepi dari anak – anak lain


ADI (muka sedih)
Huft.. dah dicari dari tadi,, gak ketemu juga,, biarin lah,, gw pasrah aj..


CUT TO: Black video
SCENE 26: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Beberapa hari kemudian, adi belum juga menemukan gitarnya. Ia hanya mengamen dengan botol kecil yang didi pasir.
POV adi mengamen berssama teman – temannya.
Suatu hari ketika ia lagi mengamen di jalan, ia melihat pengamen yang menggunakan gitar kecil, persis miliknya. Ia pun langsung mengejar metromini itu.


BONE (sambil berlari bersama adi)
Di,, mau kemana lo??


ADI (berlari dan menunjuk metromini)
Gw mau masuk mobil itu,, buruan,, lu ikut aja..!!


Bone pun langsung ikut begitu saja


CUT TO:
CENE 27: EXT – METROMINI - SIANG
Sambil ngos – ngosan dan berdesakan dengan penumpang lain, ia langsung diam dulu memantau pengamen itu.


BONE (kecapean)
Mereka berbicara dengan nada yang pelan
Hah,, untung aja blom kencang,, di..!! sebenarnya kita mau ngapain sih, ngejar – ngejar mobil ini?? Kan masih banyak di belakang??




ADI (sambil melirik pengamen punk)
Yaa,, gw tadi ngrliat gitar gw ne,, no yang di pake preman itu.. persis kan..!!


BONE (Sambil melirik – lirik kebingungan)
Mana?? Ah gak mirip banget di,, lagian kalau bener itu gitar lo lu mau ambil?? Gila lo ya..


ADI
Yaah,, pengennya sih tapi kita coba dulu deh..


POV gambar preman punk yang sedang mengamen

Adi pun langsung menghampiri pengamen punk itu dengan wajah sedikit ketakutan


ADI (berbisik)
Bang, gitarnya bagus?? Beli dimana??


PENGAMEN PUNK (muka kesal)
Hah.. ngapain lo nanya – nanya?? Ada yang salah ya??


ADI
Nggak bang,, soalnya mirip gitar gw.. gitar gw kan hilang kemarin – kemarin..


PENGAMEN PUNK (agak marah)
Oohh,, jadi lu kira ni gitar lo?? Enak aja lo.. pergi sono lu.. mang gitar di dunia ini cuman satu??


ADI (ketakutan)
I iya bang,, gw pergi sekarang,, piss..


Adi lalu kebelakang menghamppiri bone, yang sedang ketakutan juga


BONE
Tuh,, kan,, lo sih cari masalah,, ya udah turun aja yuk,, daripada preman itu ngamuk


Kemudian mereka pun turun dengan buru – buru agar tidak dipukuli oleh pengamen lain


CUT TO:
SCENE 28: EXT – BAWAH POHON DEKAT WARUNG – SIANG
Adi hanya bisa merenungkan gitarnya. Kemudian bone datang.


BONE
Sudahlah di,, gak usah dipikirin masalah yang tadi.. untung aja kita selamat tadi,, yang penting kan kita masih bisa ngamen..


ADI
Iya sih,, gw juga takut banget tadi,, untung saja,, huft,,


CUT TO: BLACK VIDEO
SCENE 29: INT – RUMAH ADI – MALAM
Sambil makan adi bercerita kepda ibunya

ADI (sambil makan)
Bu,, tau gak,, tadi siang adi liat gitar adi,, tapi gak yakin juga sih, apa bener itu gitar adi..


IBU WATI
Kok bisa?? Mang kamu liat dimana??


ADI
Di metromini bu, ada pengamen anak punk yang lagi mainin,, tapi, gak jadi saya ambil bu,, takut,, untung aja tadi gak dipukulin..


IBU WATI
Astaga di,,di,, makanya ibu bilang kan lupain aja tu gitar,,


ADI (merenung)
Iya bu,, adi akan berusaha,. Semoga aja adi kuat.. biarpun tanpa gitar adi harus bisa ngamen, demi kesenbuhan ibu, dan demi bersekolah lagi bu..

IBU WATI (agak sedih)
Sabar ya di,, suatu saat kamu akan dapat yang terbaik..


CUT TO: BLACK VIDEO
 HARI C (SCENE 30 - 33)
SCENE 30: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Beberapa hari kemudian tampak adi bersemangat, walaupun hanya menggunkan alat seadanya. Ia tetap bersemangat demi kesembuhan ibunya, dan demi masuk sekolah kembali.


SCENE 31 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – SORE
Dengan wajah yang berseri – seri adi pulang kerumahnya. Walau sangat kecapean dan baju yang kotor, ia kelihatan sangat ceria.


SCENE 32: INT – RUMAH ADI – SORE
Adi masuk kerumah dan menemui ibunya.


ADI (tampak ceria)
Bu,, ni adi bawain nasi bungkus,, dimakan ya..


IBU WATI
ASTAGA DI.. GAK USAH SERING – SERING BELI GINIAN,, katanya kamu mau nabung bua sekolah kamu..

ADI
Iya bu,, ni gak mahal amat kok.. ya udah adi mandi dulu ya,,
Adi langsung jalan meuju kamar mandi


CUT TO: BLACK VIDEO
Sehabis mandi, ia beristirahat ditempat biasa, lalu ibunya dating menghampiri dengan memberinya gitar kecil.


IBU WATI
Di,, ni ada hadiah untuk kamu..


ADI (kaget)
Hah?? Ibu dapat dari mana?? Maksih ya bu,.


Adi pun langsung memeluk ibunya, dengan wajah yang sangat bahagia.

ADI
Makasih banyak ya bu,, adi janji akan ngerawat dan menjaga gitar ini dengan baik.. dan berusah keras untuk mendapatkan uang yang banyak..


Namun tiba – tiba batuk ibunya semakin keras, dan mengelurkan darah.


ADI (ketakutan)
Bu,, kenpa bu?? Batuknya makin parah?? Tunggu ya bu adi ambilin air..


Adi pun segera lari kedalam mengambilkan minum.


IBU WATI (sambil menutup mulutnya)
Uuhk,,uhuk,, SUARA BATUK..


ADI (menyodorkan gelas)
Ni bu,, diminum dulu airnya..!!


namun, belum sempat segelas habis, ibu wati sudah pergi meninggalkan adi selamanya.


ADI (menagis dan berteriak)
Ibu,,.. ibu,, Jangan tinggalin adi sendiri bu.. adi janji bu, gak akan mengecawakan ibu..


Adi pun langsung memeluk ibunya dan menangisi kepergian ibunya. Untuk selama – lamanya.


~SELESAI~

yusriakira2010
Read More..
Posted in | 0 Comments »

Skenario_UTS_scene 1 - 15_draft-01

by Unknown
AKU DAN GITAR KECILKU
-HARI A (SCENE 1 - 12)
SCENE 1 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – PAGI
Di dalam gang yang amat sempit, yang dipenuhi dengan rumah – rumah kumuh, Adi berlari tampak bahagia dengan membawa sebuah gitar kecil, sambil saling menyapa dengan warga sekitar.

ADI (Menyanyi sendiri dengan gitarnya)
Waktu terus berjalan, tiada yang di sisimu, Ingin keluar tuk dapatkan pemikiran baru .. ou,,ou,,ou, ku benci semua yang tak pasti…

Adi pun langsung berlari dengan sangat riang.

CUT TO:
SCENE 2: EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – PAGI
Setelah keluar dari rumah, Ibu wati segera bergegas jalan menuju tempat kerjanya, sambil batuk – batuk ia pun sempat ngobrol dengan tetangganya sebentar, untuk memberitahukan ke Adi bahwa Ibunya mau bekerja.

IBU WATI
Ibu,, tolong ya, bilangin ke Adi, kalau saya berangkat kerja.. ou yah,, nitip kunci ya,,

TETANGGA 1 (SUTI)
Oohh,,, iya Bu, pasti saya bilangin, hati – hati ya,,

CUT TO: Suasana Ibu Kota di pagi hari, yang sangat ramai.

SCENE 3: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN – PAGI
Dipinggir jalan sambil menukmati ramainya Ibu Kota, Adi dan teman – temannya duduk – duduk sebentar, sambil memakan sebungkus roti.


SCENE 4: EXT – JALAN RAYA DIBAWAH LAMPU MERAH – PAGI
Setelah lampu merah mulai menyala Adi dan kawan – kawannya langsung naik keatas metro mini, Untuk mengamen.
CUT TO :
SCENE 5: EXT – JALAN RAYA DIBAWAH LAMPU MERAH – PAGI
Setelah turun dari metro mini, Adi berinisiatif untuk membagikan hasil ngamennya.

ADI
Coung, gimana kalau kita bagi dulu ni duit, biar gak repot nantinya. Gimana??

COUNG
Wah,, usul yang bagus tuh,, ya udah bagi sekarang..!!

ADI
Tapi jangan disini bro,, cari temapt aman, biar gak digangguin ma anak- anak berandalan.. sono aja yuk, bawah pohon,,!!

CUT TO: Suasana stasiun kosong.
SCENE 6: EXT – PINGGIR REL KERETA API – PAGI
Ibu wati dan temannya yang lain sedang berjalan menuju gerbong yang ingin dibersihkan.

NENI
Bu,, gimana keadaannya? Sudah baikan??

IBU WATI
Ya, masih kayak kemarin, batuk mulu.. ini aja seharusnya saya tidak bekerja. Mau gimana lagi buat kebutuhan sehari – hari.

NENI
Wah,, gak usah di paksain kalau gak kuat. Ntar malah parah lagi.!!


IBU WATI
Iya smoga aja hari ini tidak terjadi apa – apa.
NENI
Amin..
Mereka pun langsung duduk di bantalan rel kereta api, sambil menunggu yang lain dan sarapan sebentar.

CUT TO:
SCENE 7: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Sambil minum seglas air, Adi duduk – duduk dibawah teriknya matahari. Dan si Bone dating menghampiri untuk memintanya mengajarkan main gitar.

BONE
Woi Di,, ajarin gw lagu yang kemaren dong,, soalnya gw ada job nih,, buat main di Bis nanti,,haha

ADI (Sambil tertawa)
Haha.. mantap tuh,, mang lagu yang mana?? Gw aja lupa..

BONE
Tu,, lagunya Netral yang permainan hati.. tau kan??

ADI
Oohh,, itu,,, ya udah, kita belajar disana aja,, panas ni..

Adi pun langsung jalan ke bawah pohon, tempat mereka sering ngumpul.

CUT TO:
SCENE 8: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Setelah beristirahat dan bermain di bawah pohon, mereka langsung bergegas menuju mobil – mobil dijalan untuk mengamen.

CUT TO: Suasana gerbong kereta api yang di bersihkan oleh, Ibu Wati dan pekerja lain.
SCENE 9: EXT – PINGGIR REL KERETA API – SIANG
Sambil membereskan peralatan kerjanya, Semua pekerja bergegas menuju warung dekat rel kereta api. Kecuali Ibu Wati yang sedang istirahat untuk memulihkan tenaganya.

IBU WATI (VO)
Huft.. smoga saja hari ini saya kuat bekerja full,,

Kemudian NENI datang menghampiri

NENI
Bu,, kok gak makan?? Ni kebetulan masih ada roti,, ambil aja.!!

IBU WATI
Ya,, maunya si makan, tapi mau gimana.. duit aja gak punya.. bener ni?? Ya udah,,, maksih ya..

(Neni Hanya ersenyum )

CUT TO:
SCENE 10: EXT – DEPAN RUMAH ADI – SORE
Setelah mengetok pintu dari tadi, Adi heran kenapa rumahnya masih kosong. Tiba – tiba tetangganya SUTI datang.

Tok,tok,tok..SUARA KETUKAN PINTU BERUALANG - ULANG
ADI (dengan sedikit kesal)
Bu..Bu.. buka dong..!!

Tiba - tiba SUTI dating
SUTI
Ibumu lagi kerja kan di,,

ADI (Sedikit kaget)
Hah?? Kerja?? Masa jam segini blom pulang,,

SUTI
o ya,, ni ada kunci yang dititip ibumu tadi..

ADI (Dengan tersenyum)
Oh,, maksih ya..

CUT TO:
SCENE 11 : EXT – GANG SEKITAR RUMAH ADI – SORE
Dengan pakaian yang sudah mulai kotor dan agak basah, Ibu Adi dan temannya sesame pekerja berjalan menuju rumahnya.

SCENE 12: EXT – DEPAN RUMAH ADI – SORE
IBU WATI (Kaget dan heran melihat adi)
Di,, ngapain kamu di situ?? Gak masuk??

ADI
Ibu tuh.. yang ngapai?? Jam segini baru pulang.. kan masih sakit..

IBU WATI
Yah.. mau gimana lagi nak. Daripada ibu gak kerja,, ntar kita makan pake apa??
ADI
Ya sih,, tapi ibu gak papa kan??
IBU WATI
Iya.. gak papa kok.. ya udah,, ayo masuk,,

Adi pun dan Ibunya langsung masuk kedalam rumah yang gelap dan kecil.

CUT TO: Suasana Jalan Ibu Kota yang Panas dan macet
 HARI B (SCENE 13 - 12)

SCENE 13: EXT – TROTOAR PINGGIR JALAN – SIANG
Adi sedang mengamen di dekat mobil bersama anak – anak lainnya. Saat ia mengamen, tiba – tiba dating seorang wanita paru baya yang menghampirinya. Wanita itu adalah Ibu Sari, Ibu Gurunya waktu sekolah dulu.

IBU SARI (sambil berteriak)
Adi,,adi..

ADI (kaget dan bertanya sendiri) (VO)
Hah,, sapa tuh?? Kayak kenal..

IBU SARI
Kamu adi kan?? Yang sekolah di SD Pertiwi 3 itu..

ADI
Iya?? Ibu Sari ya?? Bu,, apa kabar??

IBU SARI
Alhamdulillah.. baik.. ngapain kamu disini? Ngamen ya?? Sini deh, ikut ibu sebentar..!!

ADI
Iya bu.. mau kmna??

Mereka pun pergi ke dkat warung untuk berbicara sebentar.

SCENE 14: EXT – SAMPING WARUNG – SIANG
Disampin warung kopi, mereka duduk sebentar dan mengobrol tentang keadaan Adi.

IBU SARI
Kamu kemana aja di?? Kok gak sekolah??

ADI (sambil mengelap – lap gitarnya)
Yaa,, disini aja bu,, dijalan, biasalah ngamen.. gimana mau sekolah, uang buat makan aja susah..

IBU SARI
Oohh.. emang ibu kamu gak kerja ya?? Sampai harus berhenti sekolah??

ADI
Kerja si bu,, tapi dia sedang sakit – sakitan,, uang hasil kerja aja, hanya cukup, buat makan satu hari. Jadi terpaksa saya ngamen gini, buat bantu ibu beli obat.

IBU SARI
Sabar ya di.. ibu berharap kamu baik – baik saja di jalan yang keras ini, semoga kamu dan ibumu mampu bertahan dengan keadaan seperti ini. Kalau ada kesempatan buat sekolah, jangan disia – siakan ya di,, ibu harap kamu bisa bersekolah lagi..

ADI
Iya bu,, makasih atas sarannya,, amin,,

IBU SARI (berdiri dari kursi)
ya udah,, ibu pergi dulu ya di,, jaga dirimu ya..

SCENE 15: EXT – SAMPING WARUNG – SIANG
Sambil tidur – tiduran di atas kardus bekas yang ia buat sendiri, Adi merenungkan tentang pa yang dibicarakan dengan Ibu Sari tadi.

ADI (VO)
Sekolah,, mungkin gak ya, gw bisa sekolah lagi?? Tapi gw kasian meliahat keadaan ibu yang sekarang ini,, apa lagi ia masih sakit sakitan,, gimana mau bayar sekolah,, uang buat beli obat aja susah,, tapi, gw akan coba buat nyari duit untuk beli obat ibu dan tambahan buat sekolah nanti.. siip.. moga – moga aja,, amiinn,,
----------yusriakira2010--------------
Read More..
Posted in | 0 Comments »

TREATMENT UTS 2010_DRAFT-01

Selasa, 16 November 2010 by Unknown
AKU DAN GITAR KECILKU
1.INT. Rumah Adi - Pagi Hari
Adi sedang bersiap – siap menuju jalanan untuk mengamen bersama teman – temannya, ia memakai baju kaos yang agak sobek dipundaknya. sambil mengingatkan ibunya kalau masih sakit tidak usah bekerja dulu. Dengan membawa gitar kecilnya Adi langsung keluar pintu. Ibu Adi pun tampak sedih campur bahagia melihat anaknya bekerja begitu semangat, untuk mencari uang.

2.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Pagi Hari
Di dalam gang yang amat sempit, yang dipenuhi dengan rumah – rumah kumuh, Adi berlari tampak bahagia dengan membawa sebuah gitar kecil, sambil saling menyapa dengan warga sekitar. Disela – sela perjalanan menuju jalanan ia sempat latihan menyanyikan beberapa lagu untuk ngamennya nanti.

3.INT. Rumah Adi - Pagi Hari
Ibu Adi segera bersiap – siap menuju tempat kerjanya, yaitu didekat stasiun kereta. ia tidak lupa membawa perlengapan kerjanya, seperti sepatu boot. walaupun masih kurang sehat ia tetap bersemangat untuk menghidupi keluarganya.

4.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Pagi Hari
Setelah keluar dari rumah, Ibu wati segera bergegas jalan menuju tempat kerjanya, sambil batuk – batukan ia pun sempat ngobrol dengan tetangganya sebentar, untuk memberitahukan ke Adi bahwa Ibunya mau bekerja. Dan Ibu Wati juga sempat menuggu temannya yang sama – sama bekerja sebagai pembersih gerbong kereta api.

5.EXT. Trotoar pinggir jalan - Pagi Hari
Disaat macet – macetnya Ibu Kota Adi dan kawan – kawannya sempat duduk sebentar untuk menunggu lampu merah nyala, dan mereka sempat latihan bersama untuk beberapa lagu. Setelah latihan mereka pun bermain bersama, sambil sarapan dengan sebungkus roti yang dibelinya murah di warung.

6.EXT. Jalan Raya dibawah lampu merah - Pagi Hari
Setelah lampu merah mulai menyala Adi dan kawan – kawannya langsung naik keatas metro mini.

7.INT. Metro Mini - Pagi Hari
Didalam metro mini Adi bersama 2 temannya menyanyikan 2 buah lagu, Adi bermain gitar dan menyanyi, temannya satu lagi menyanyi sambil pake kecrekan, satunya lagi menyanyi sambil meminta uang. Setelah itu mereka pun turun dari metro mini.

8.EXT. Trotoar Pinggir jalan raya - Pagi Hari
Setelah mengamen di metro mini, mereka membagikan hasil uangya terlebih dahulu. Adi dan temannya sengaja mencari tempat yang sepi, biar jauh dari para preman dan anak jalanan lainnya. Setelah membakikan hasil ngamennya tadi, mereka langsung ngamen lagi dibawah lampu merah, sambil menungu metro mini yang lain datang.



9.EXT. Pinggir rel kereta api - Pagi Hari
Ibu wati dan temannya yang lain sedang berjalan menuju gerbong yang ingin dibersihkan. disela – sela perjalanan, teman Ibu Wati sering mengobrol masalah kesehatann yang diderita oleh Ibu Wati.


10.EXT. pinggir rel kereta api - Pagi Hari
Setelah sampai du depan gerbong yang ingin dibersihakan, Ibu Wati sempat istirahat dulu, sambil menunggu temannya mengambilkan perlengkapan bersih – bersihnya. Di saat itu juga Ibu Wati dan temannya sempat sarapan Roti yang dibeli dijalan tadi. Setelah memakai perlenglapan dan menyiapkan peralatannya, Ibu Wati dan para pekerja lain langsung masuk ke atas gergong kereta yang kotor.

11.INT. gerbong kereta api - Pagi Hari
Ibu Wati dan teman – temannya mulai membersihkan gerbong kereta api. Sambil batuk – batukan ia pun tetap bersemangat bekerja. Salah satu temannya sempat menanyakan keadaan Ibu Wati, karena temannya kawatir dengan keasehatan Ibu Wati.

12.EXT. Trotoar pinggir jalan raya - Siang Hari
Dibawah terik matahari Adi sempat istirahat, sambil minum segelas air mineral. Salah satu temannya datang menghampiri, untuk meminta Adi mengajarinya bermain gitar. Karena sudah mulai sangat panas, mereka pindah dibawah pohon menemui anak- anak lainnya.

13.EXT. di bawah pohon dekat warung - Siang Hari
Adi datang menemui teman – temannya untuk mengobrol dan bermain bersama. Dibawah pohon mereka beristirahat sebentar sambil menghitung hasil ngamennya. Dengan menggunakan alas kardus bekas, Adi dan kawan – kawannya tidur – tiduran.

13.EXT. Trotoar pinggir jalan raya - Siang Hari
Setelah beristirahat dibawah pohon beberapa menit, mereka langsung menuju lampu merah untuk mengamen lagi, Adi dan temannya pun berpencar mencari mobil atau motor. Sehabis mengamen mereka langsung berkumpul lagi dibawah tiang lampu merah, sambil bersiap – siap menaiki metro mini yang lewat.

14.INT. gerbong kereta api - Siang Hari
Tidak terasa jam makan siang telah tiba, Ibu Wati dan teman – temannya bersiap menyelesaikan pekerjaan yang tingal sedikit, teman Ibu Wati pun mengajak istirahat untuk makan siang bersama, sambil membantu pekerjaan Ibu Wati yang belum selesai.

15. EXT. pinggir rel kereta api - Siang Hari
Sambil membereskan peralatan kerjanya semua pekerja kecuali Ibu Wati bergegas menuju warung dekat rel kereta, Ibu Wati istirahat dulu di bantalan rel kereta api, sambil memulihkan kembali tenaganya, karena kecapean akibat kerja. Disela – sela kesendirian Ibu Wati, salah satu temannya datang menghampiri, ia pun menawarkan untuk makan bersama, tapi entah mengapa Ibu Wati tidak mau menerima makanan itu, dan temannya pun menanyakan alasannya, kenapa ia menolaknya.
Setelah istirahat makan siang Ibu Wati pun dan teman – tman lainnya bersiap – siap untuk memulai membersihkan gerbong kereta yang lain, walupun agak kurang sehat tapi ia tetap semangat bekerja, karena di tempat kerja ia juga mempunyai tema- teman teman yang mendukungnya. Dan mereka pun siap – siap menuju gerbong kereta lainnya.

16.EXT. di bawah pohon dekat warung - Sore Hari
Gak terasa hari sudah semakin sore, Adi pun dan kawan – kawannya beristirahat sejenak di bawah pohon, ia mengobrol sambil menghitung penghasilannya hari ini, sambil dibagi rata dengan yang lainnya. Setelah hasilnya dibagi rata Adi langsung bergegas pulang, tapi temannya menahannya untuk bermain sebentar sampai malam. Adi tidak bisa mengikuti permintaan temannya, karena ia khawatir dengan Ibunya kalau di rumah sendirian. Dan akhirnya Adi pun bergegas pulang ke rumahnya.

17.EXT. Depan rumah Adi - Sore Hari
Setelah sampai depan rumahnya, Adi pun mengetok – ngetok pintunya, dia heran kenapa rumahnya kosong, padahal sudah sore. Tiba - tiba tetangga Adi bilang kalu Ibunya pergi kerja, sambil memberikan kunci kepada Adi. Adi sebenarnya agak kecewa kenapa Ibunya berangkat kerja, padahal kondisinya masih sakit. akhirnya Adi pun menunggu Ibunya di depan rumah.


18.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Sore Hari
Dengan pakaian yang sudah mulai kotor dan agak basah, Ibu Adi berjalan menuju rumahnya ditemani tetangganya yang sama – sama kerja sebagai pembersih gerbong kereta api. Dengan wajah yang agak kaget, ia melihat Adi duduk – duduk sambil memainkan gitar kecilnya. Ia pu langsung menemui anaknya tersebut.

19.EXT. Depan rumah Adi - Sore Hari
Sesampainya di depan rumah, Ibu Wati kaget, kenapa Adi tidahk masuk saja,, padahal pintu rumah sudah dibuka oleh Adi sendir. Adi langsung berdiri menghampiri Ibunya yang keliatannya sangat capek, ia pun bertahya banyak hal kepada ibunya, sambil masuk ke rumah mereka.

20.INT. Rumah Adi - Pagi Hari
Pagi hari seperti biasa, Adi mulai bersiap – siap menuju jalanan dengan anak – anak lainnya. Dengan seragam kumu yang sering digunakannya ia segera mngambil gitarnya di atas lemari, Adi sebenarnya tidak mau pergi, karna ibunya batuk keras dikamarnya. Tapi, demi kesembuhan Ibunya ia penuh semangat untuk mencari uang.

21.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Pagi Hari
Adi pun segera berlari dengan gitar kecilnya, ia sangat semangat pada hari itu, dan segera menuju ke jalanan.



22.INT. Rumah Adi - Pagi Hari
Ibu Wati yang seharusnya bekerja seperti biasa, terpaksa tidak pergi bekerja, karena batuk keras yang di deritamnya, mungkin karena kerja seharian kemarin. Dia istirahat saja di dalam rumah, karena ia juga dilarang oleh anaknya pergi bekerja.

23.EXT. Trotoar pinggir jalan raya - Siang Hari
Di tengah macetnya Ibu kota hari itu tampak jelas Adi mengamen di dekat kaca mobil – mobil dijalan, ada juga anak – anak lain yang mengamen besama Adi. Satu – demi satu mobil didatanginya, agar ada yang mau memberinya uang. Dan setelah itu, ia pun langsung duduk –duduk dulu dibawah lampu merah.
Tak lama kemudian, dating seorang wanita paru baya menghampirinya, Adi kaget, ternyata itu adalah Ibu Sari bekas gurunya waktu sekolah dulu. Dan setelah itu Ibu Sari mengajak Adi mengobrol sebentar di dekat warung.

24.EXT. Samping Warung - Siang Hari
Disamping warung Nasi dan kopi sederhana, Adi mengobrol sebentar dengan Ibu Sari, salah satunya ia mengobrol tentang kegiatannya sekarang, dan Ibbu Sari juga menanyakan kenapa Adi bisa putus sekolah, setelah, mengobrol beberapa menit, akhirnya Ibu Sari pergi meninggalkan Adi, dengan harapan Adi bisa bersekolah kembali.




25.EXT. Di bawah pohon dekat warung - Siang Hari
Setelah Ibu Sari pergi meninggalkannya, Adi pun Langsug berjalan menuju pohon dengan wajah yang murung dan sedikit sedih. Dan sambil jalan ia berpikir untuk ingin bersekolah lagi, tapi ia kasian dengan Ibunya yang sakit – sakitan, karena, biaya buat berobat aja susah, apalagi biaya sekolah.
Sambil istirahat sebentar ia merenung memikirkan ucapan ibu gurunya tadi, Adi berharap bisa mendapatkan uang lebih, dan pada saat itu pula Adi punya misi untuk mengamen dengan sepenuh tenaga demi sekolahnya dan demi kesembuhan ibunya.

26.INT. Rumah Adi - Siang Hari
Di dalam rumah tampak Ibu Adi hanya duduk saja, ia saat itu sedang batuk keras, dan entah mengapa penyakitnya makin parah saja, disampingnya hanya ada segelas air putih yang bisa ia minum, karena uang buat beli obat sudah habis buat makan mereka berdua tadi pagi.

27.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Sore Hari
Sore hari hari Adi udah bergegas menuju rumahnya, ia berlari dengan sekantong plastic ditangannya dan gitar kecil kesayangannya. Saat itu tampak jelas wajah Adi sangat riang sekali, karena hari itu ia baru saja membelikan obat buat ibunya yang sedang sakit.




28.INT. Rumah Adi - Sore Hari
Setelah mmasuk kedalam rumah, Adi langsung menemui ibunya yang kebetulan saat itu, Ibunya sedang duduk – duduk di dekat pintu, Adi tampak bahagia bertemu Ibunya, ia langsung memberikan obat yang ada di kantong plastik kecil itu, dan segera menyuruh Ibunya meminum obat itu.
Sambil menemani Ibunya minum obat, Adi bercerita sedikit tentang apa yang dibicarakan dengan Ibu Sari tadi siang, kelihatannya Adi penuh semangat ingin kembali bersekolah, Ibu Adi hanya bisa tersenyum dan mendukung apa yang diharapkan Adi.

29.EXT. Trotoar pinggir jalan raya - Siang Hari
Keesokan harinya Adi tampak bersemangat mengamen bersama teman – temannya, ia mengamen terus tanpa henti demi kembali bersekolah dan demi kesembuhan Ibunya. Hingga siang hari dia istirahat sejenak di tempat biasa.

30.EXT. di bawah pohon dekat warung - Siang Hari
Suatu hari ketika Adi tidur sendirian di bawah pohon, seorang preman yang berdandan ala anak punk kebetulan lewat , ia langsung menghampiri Adi yang sedang tidur, dan mengambil gitar milik Adi. Dan seketika preman itu kabur.
Setelah beberapa menit Adi tidur, ia langsung bangun dan siap kembali ke jalan, namun ia langsung kaget dan kebingungan tiba – tiba gitar kecil yang tadinya ada sekarang sudah hilang. Dan ia pun segera ke jalan untuk menanyakan kepada teman – temannya.


31.EXT. Trotoar pinggir jalan - Pagi Hari
Adi pun menghampiri temannya satu persatu, dengan wajah yang tampak sedih dan kecewa, ia menanyakan keberadaan gitarnya, yang hilang waktu tidur siang tadi. Sambil menceritakan apa yang terjadi, Teman - temannya pun ikut membantu menanyakan anak – anak lain, sambil mencari di sekitar trotar dan warung lain.

32.INT. Rumah Adi - Malam Hari
Didalam rumah Adi hanya bisa merenungkan gitarnya yang hilang tadi siang, sambil tidur tiduran di atas kasurnya, yang sudah mulai mengempis. Tiba – tiba Ibunya datang menghampiri dan memberikan semangat, untuk tetap mengamen walau tanpa gitarnya. Tapi Adi saat itu merasa sedih, karena ia tidak bisa menjaga gitar kesayangannya itu, yang selama ini menemani hari – harinya.

33.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Pagi Hari
Pagi – pagi Adi sudah berangkat dari rumahnya, dia bukan hanya ingin mengamen, tapi ia berencana mencari gitarnya lagi, dia berharap mungkin saja gitarnya bisa ketemu.

34.EXT. di bawah pohon dekat warung - Pagi Hari
Dibawah pohon yang masih sepi dari anak – anak jalanan lainnyaa, Adi sedang sibuk berkeliling sambil mencari gitarnya. Sambil memakan sebuah roti, ia sempat beristirahat dan masih memikirkan gitarnya.


34.EXT. Trotoar pinggir jalan - Siang Hari
Dan beberapa hari kemudian, Adi tampak mengamen dengan botol kecil yang diisi pasir. Suatu hari ketika ia mengamen dipinggir jalan sendirian, ia melihat pengamen yang bernyanyi di dalam metro mini, menggunakan gitar kecil. ia terkejut, gitar itu sama persis dengan gitarnya yang hilang beberapa hari yang lalu. Lalu kemudian ia pun langsung mengejar mobil itu, salah satu temannya ikut menemani Adi mengejar metro mini itu, sambil bertanya mengapa ia ingin naik di mobil itu.

35.INT. Metro Mini - Siang Hari
Adi bersama temannya akhirnya berhasil masuk kedalam metro mini, ia pun langsung berjalan kearah pengamen yang kebetulan menyanyi di bagian depan mobil. Sambil memperhatikan gitar yang di pakai pengamen itu teman Adi memeritahukan untuk berhati – hati, karena kebetulan pengamen itu lebih besar dan lebih tua dari Adi. Saat itu pula Adi mencoba untuk menanyakan banyak hal kepada pengamen itu, ternyata pengamen itu marah, karena ia dituduh oleh Adi yang telah mencuri gitarnya. Adi pun langsung mengalah saja, dan kemudian turun dari mobil dengan muka yang sdih dan kecewa.

36.EXT. di bawah pohon dekat warung - Sore Hari
Dibawah pohon Adi dibujuk oleh temannya, untuk melupakan saja masalah itu, dan mengamen dengan alat apa adanya. Adi pun tampak senang karena ia mendapat dukungan dari teman – temannya. Dan ia berharap suatu saat akan membeli gitar baru lagi.


37.INT. Rumah Adi - Malam Hari
Sambil memakan nasi bungkus yang dibelinya tadi sore, Adi bercerita kepada Ibunya mengenai masalah yang tadi. Ibu Adi sangat sedih mendengarnya, dan menyuruh Adi untuk berhenti mencari gitarnya itu. Karena Ibunya takut jika terjadi sesuatu kepada Adi.

34.EXT. Trotoar pinggir jalan - Siang Hari
Beberapa hari kemudian Adi pun masih semangat walaupun, tidak menggunakan gitar kesayangannya.

38.EXT. Gang sekitar rumah Adi - Sore Hari
Dengan wajah yang tampak kecapean dan pakaian yang mulai sobek – sobekan, Adi berjalan pulang menujuh rumahnya. Ia berjalan dengan wajah berseri – seri, karena penghasilannya yang lumayan banyak hari itu.

39.INT. Rumah Adi - Sore Hari
Setelah mandi dan berberes – beres Adi pun langsung istirahat ditempat biasa. Dan kemudian Ibu Wati memberikan hadiah kepada anaknya, yakni sebuah gitar kecil bekas yang dibelinya tadi siang. Adi sangat kaget bercampur bahagia melihat hadiah tersebut, ia pun langsung memeluk Ibunya.
Tidak lama kemudian, batuk Ibu Wati pun makin keras dan mengeluarkan banyak darah, Adi langsung kaget, dan segera mengambilkan Air minum untuk Ibunya, namun kehendak yang Kuasa tidak bisa diubah, sebelum Ibu Wati meminum gelas dari Adi, ia pum langsung terjatuh, dan pergi untuk selamanya. Adi pun berteriak dan menangisi Ibunya yang telah tiada.

Copyright@yusriakira2010_draft-01
Read More..
Posted in | 2 Comments »